37Puisi Guru Singkat, Guruku Tercinta: Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. titikdua.net. puisi perpisahan guruku singkat pendek ucapan terima kasih bait pahlawan tanda syair pantun ibu tercinta kepada parafrase pahlawanku murid atas. Voucher Gratis Ongkir Rp.0 Untuk Bulan Ini Ambil Disini Sebelum Kehabisan. Puisi Pendidikan. www.slideshare.net
KumpulanCerpen Guru – Kalau berbicara tentang guru pasti akan terlitas dibenak kita bahwa guru itu adalah orang yang mempunyai banyak ilmu pemahaman Ya guru merupakan sosok orang yang mulia jasa dan pengabdianya untuk negara tercinta kita begitu amat besar Guru tidak pernah lelah untuk mengajarkan kita banyak ilmu dan pengetahuan baruguru
Search Film Percintaan Yang Mengharukan. John Adams merupakan presiden kedua dari Amerika, dan Abigail adalah istrinya Tapi terlepas dari kisahnya yang sangat melodrama seperti itu, Be With You pun tetap menyuguhkan sisi manisnya lewat kisah percintaan yang dihadirkan oleh So Ji-Sub dan Son Ye-Jin yang ditulis oleh Andar Sihombing Film ini termasuk dalam film
Pekanbaru(ANTARA) - Pahlawan tanpa tanda jasa masih sangat relevan dilekatkan pada identitas guru saat ini. Terutama melihat perjuangan mereka di pandemi COVID-19. Mereka tidak mengenal kata lelah untuk mencerdaskan anak bangsa. Mereka hanya berharap siswanya tetap mendapatkan hak belajar dan tumbuh menjadi manusia yang memiliki daya saing.
Bertahunbahkan puluhan tahun label pahlawan tanpa tanda jasa melekat pada profesi guru. Entah label spontanitas atau malah label yang ditulis dengan rapi sebelum dilontarkan yang seakan meng-iya-kan guru tak perlu diberi tanda jasa penghargaan. dan baru-baru ini terjadi juga di linkedin). Tentu tentang ke-norak-an yang semakin menjadi-jadi
S1di Psikologi, Universitas Airlangga 9 bln. bagi saya, guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa karena guru telah memberikan banyak ilmu baru yang akhirnya membentuk pola pikir dan pemahaman baru bagi muridnya sedangkan sebagai murid belum tentu kita bisa memberikan banyak hal kepada guru apalagi ilmu. Lanjutkan Membaca.
. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Guru adalah sosok penting dalam perkembangan bangsa maupun sumber daya manusia. Guru sebagai pengajar sekaligus sebagai pendidik yang memberikan pengetahuan dan mendisiplinkan murid. Semua yang dilakukan demi kepentingan murid itu sendiri. Betapa mulianya tugas seorang bukanlah sebagai pekerja, tapi guru sebagai profesi. Yang dimana profesi itu sangat mulia kedudukannya. Guru adalah sebuah profesi yang sangat mulia, karena tugas dari guru ialah mentransferkan ilmu pengetahuan yang mereka punya kepada murid-muridnya. Bukan hanya itu, tugas dari guru juga membagi pengalaman-pengalamannya yang berharga, maupun penanaman nilai budaya, moral, dan agama. Guru juga bertugas sebagai motivator. Baca juga Peranan Pemerintah, Guru, Siswa dan Orangtua dalam Menghadapi Kendala Pembelajaran Daring akibat Pandemi Virus Corona Guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Sosok pahlawan yang memperjuangkan pendidikan untuk murid-muridnya. Hingga dijadikan sebagai lagu untuk menjunjung tinggi martabat guru agar kita lebih mengerti betapa mulianya kedudukan seorang guru. Lagu Hymne Guru yang diciptakan oleh Bapak Sartono, yang kini dijadikan sebagai lagu wajib yang selalu di nyanyikan disetiap juga Pembelajaran Daring Berkendala Bagi Siswa, Dimanakah Peran Orangtua Serta Guru?Guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa, kira-kira sejak zaman penjajahan Belanda, karena para guru mau mengajar, bahkan sampai ke pedalaman tanpa mengutamakan uang, melainkan demi memajukan pendidikan bangsa dan mencerdaskan anak-anak bangsa. Mengajar tanpa mengharap balasan. Tetapi hanya ingin melihat muridnya bisa berkembang dan maju membangun juga Peran Guru dalam Mengoptimalisasi E-learning untuk Meningkatkan Literasi Peserta Didik Lihat Pendidikan Selengkapnya
Ilustrasi contoh puisi pendek tentang guru, sumber foto Adam Winger on Unsplash8 Contoh Puisi Pendek Tentang GuruIlustrasi contoh puisi pendek tentang guru, sumber foto Taylor Wilcox on UnsplashPena sang guruKarya MesdianaPena gurukuTak pernah bosan menari-nari di dirikuMenuliskan banyak warna di jiwakuCoretan lembut, hangat menyentuh kalbukuPena guruku hebatKarena penanya aku tak telatTugas-tugasku tak lambatWalau panas matahari menyengat hingga hujan lebatPena guruku sangat mengagumkanAku pun terbuai anganDunia akan kuguncangkanMenuju sebuah pencapaianKuingin penaku seperti miliknyaMenggoreskan, melukiskan dan mewarnai anak bangsaHasil penamu kan kujunjung penuh maknaKaulah Sang penaku yang berjuang sepenuh AliEngkau selalu sabar dalam menghadapi kuEngkau selalu tabah memberikan ilmuOh guru kuEngkau selalu sayang kepada kuMeski aku membuatmu marahOh guru kuEngkau memilih ku atau membimbing ku dijalan yang lurusEngkau membuat ku sukses hingga saat Amelia PrishantyKau adalah sumber ilmu kuKaulah pembimbingkuKaulah yang mendidikkuDengan sabar dan tulusGurukuSungguh besar jasamuKau yang tak pernah bosanDalam mengajar dan membimbingkuEngkau pahlawan tanpa tanda jasaGurukuTerima kasihAtas segala jasa-jasaDan engkau Kasih GurukuEngkau bagaikan cahayaYang menerangi jiwaDari segala gelap duniaEngkau adalah setetes embunYang menyejukkan hatiHati yang ditikam oleh kebodohanSungguh mulia tugasmu guruTugas yang sangat besarGuru engkai adalah pahlawankuYang tidak mengharapkan balasanSegala yang engkau lakukanEngkau lakukan dengan ikhlasGuru jasamu takkan ku lupaGuru ingin ku ucapkanTerima kasih atas semua Guruku TersayangIbu guruKau yang telah mendidikkuKau yang telah menasehatikudalam keadaan yang bingungIbu guruEngkau adalah pahlawankuEngkau bagaikan penyelamatkuEngkau tulus mengajarikuIbu guruTerima kasih atas semua jasamuAku sayang padamuSeperti kau PelitakuKarya Rizki AlysaGuruku pelitakuDi hidupku yang gelap gulitaKau pancarkan seribu cahayaKau bagi-bagikan ilmu pada kamiKarenamu kami bisa menulis dan membacaKarenamu kami jadi tau beraneka macam ilmuGuruKau adalah pelitaPenerang dalam gulitaJasamu tiada taraJika ku bisa kan ku petik bintangSebagai tanda terima kasih darikuUntukmu wahai gurukuKaulah pelita dalam SyafniGuru adalah pahlawankuGuru mengajarikuGuru mendidikkuGurukuAku selalu membanggakanmuAku selalu mengingatmuGurukuTerima kasih atas kasihmuKarena kasih sayangmuMembawaku ke tempatyang lebih TersayangKarya Asty KusumadewiGuruItulah julukanmuKau pembimbingkuKaulah pengajarkuHatimu sungguh muliaKaulah orang tua kedua dalam hidupkuSetiap waktu dan setiap saatEngkau selalu menjadi insan yang berhargaBekalku adalah ilmu yang kau ajarkanTerimakasih guruku tersayangKarena engkaulah menjadi pintarPahlawan pendidikan IndonesiaSalah satu patriot bangsa.
Pahlawan Tanpa Tanda Jasa yang Terlupakan Cerita seorang anak yang ditinggalkan kedua orang tuanya semasa pun tak mau menampung dia. Ia hidup sebatang kara,sendiri tanpa arah dan tujuan yang ia hanya bekerja sebagai pengamen jalanan untuk membeli makanan dan minuman. Di suatu hari ia bertemu dengan seorang guru di jalan,guru itu pun merasa kasihan ,ia berbincang dengan guru itu berpuluh-puluh menit bercerita tentang kehidupannya setelah ditinggal oleh kedua orang itu pun mengajak jaka tinggal karena Bu Wara meski menikah tak punya anak ia mengangkat jaka sebagai anak angkatnya Jaka di sekolahkan di sekolah dimana Bu Wara mengajar .jaka merupakan anak yang baik dan cerdas mungkin itu memang kelebihan yang ia miliki dari pada anak yang menyelesaikan tingkat SD .Bu Wara masih sanggup membiayainya masuk tingkat menengah atas atau SMP .Jaka pun mendapatkan peringkat pertama di sekolahannya dan dapat masuk ke Sma yang ia inginkan dengan beasiswa,sehingga Bu Wara hanya perlu memenuhi kebutuhan sehari-harinya pun mendapatkan Beasiswa di Universitas di Luar kota sehingga terpaksa berpisah dengan Bu Wara. Setelah beberapa tahun kemudian melanjutkan kuliah dan berhasil diselesaikan, ia pun berhak menyandang titel. Sudah sekian tahun mereka tidak bertemu, umur Bu sudah semakin tua ,bahkan dia memasuki masa Jaka menikah dengan gadis di desa sebelah dari desa bu Wara,ia sangat terkejut,apalagi jaka dan isterinya tinggal di sebelah desa Bu Wara .Tak ppikir panjang Bu Wara pun langsung menuju rumah disana ia menunggu anak angkatnya diteras anak itu pulang kerumahnya ,Bu Wara menyapa dengan ucapan “selamat sore pak”jaka pun tak menjawab dan mengacuhkannya dengan berbicara dengan itu tetap menunggu sampai jaka keluar dari rumahnya,saat akan mengantarkan teman-temannya di depan rumahnya ia melihat Bu Wara itu lagi,sebenarnya ia sadar bahwa itu ibu angkatnya,saat ibu itu berkata bahwa kau adalah anak angkatku masihkah kau ingat denganku nak,didepan teman-teman kerjanya,tak piker panjang Jaka pun mengusir Ibu wara dari rumahnya karena malu dengan teman wara pun tak menyangka bahwa anak yang ia didik selama ini melupakannya. Sebutan Pahlawan Tanpa Tanda Jasa', mungkin sekarang hanya menjadi sebuah kalimat yang tak ada nilainya. Betapa tidak? Para pahlawan ini memang tak pernah diingat oleh siapapun dan kapanpun. Meski sejatinya ia bermakna dalam kehidupan manusia, terutama di kalangan profesi guru. Kalimat tadi mengandung arti yang luas dan sangat mengena ketika seorang anak kecil mengenang kembali kilas balik kehidupan semasa kecilnya. Terutama ketika baru mau belajar di tingkat Sekolah Dasar. Pengalaman semasa kecil selalu menjadi kenangan yang tak dilupakan di masa dewasa. Mana-mana sekalipun orang pejabat pasti akan terdengar kisah mereka akan kenangan di masa kecil. Diceritakan baik kepada anak-anaknya, teman-teman kantor atau sesama mereka yang lain. Pengalaman dan kenangan masa lalu sering juga menjadi lelucon bagi yang mendengarkannya. Walaupun cerita lelucon adalah kilas balik mengenang kembali masa kecilnya. Cerita seorang pejabat, suatu ketika ayah dan ibunya meninggal semasa dirinya berumur lima 5 tahun. Kala itu di kampung tersebut sekolahnya baru dibuka. Si kecil ini dibenci masyarakat sekitarnya. Hidupnya mengandalkan perhatian teman-temannya. Kebutuhan sehari-hari hanya mengandalkan pisang bakar. Dia pun tinggal di rumah peninggalan kedua orang tuanya yang dibangun sejak mereka berumah tangga. Tak ada pembinaan. Wajar karena tak ada yang memperhatikan dia. Ketika itu seorang guru yang bertugas di kampungnya mengajak si bocah ini untuk tinggal di rumahnya. Sejak menjadi anak angkat, di sekolahnya di mana dia mengajarnya, tentunya di kampung asalnya. Anak itu makin dewasa. Berbagai pengalaman pahit menjadi guru baginya. Pendidikan tidak ketinggalan. Suatu ketika menyelesaikan tingkat SD. Tentunya dia harus pergi meninggalkan SD dan beranjak masuk di jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yakni SMP. Perhatian guru yang sebagai orang/tua wali murid itu pun tidak luput. Umur bertambah, pengalaman pun pasti segudang. Di kala itu perkembangan dan kemajuan belum seperti sekarang ini. Usai menamatkan SMP, pasti dia melanjutkan pendidikan lebih ke atas, tentunya di SMA. Atas perhatian dan dorongan orang tua angkat, anak tadi menyelesaikan studinya. Pada tahun yang sama dia diterima sebagai seorang pegawai. Setelah beberapa tahun kemudian melanjutkan kuliah dan berhasil diselesaikan dengan status tugas belajar. Dia pun berhak menyandang titel. Sudah sekian tahun mereka tidak bertemu, umur orang tua angkat sudah semakin tua. Bahkan dia memasuki masa pensiun. Pada suatu hari sepulang kerja. Tentu dari kantor. Di rumahnya ada orang tua yang bongkok, pakaiannya compang-camping. Nenek itu duduk di teras menantikan anak angkat itu pulang kantor. Sepulang dari kantor, pejabat itu melihat dari pintu masuk, seorang nenek sedang duduk menanti di teras depan rumah. Nenek itu memandang ke pintu pagar masuk. "Selamat datang bapak," sapa nenek itu. Dia tak menyahut satu katapun. Salaman juga tidak, langsung buka pintu dan masuk ke rumah menuju kamarnya. Nenek itu tak menyanggah kalau anak piaranya memperlakukan sikap seperti itu. Nenek menduga mungkin karena kecapean. "Anak, saya mama yang dulu tinggal denganmu di rumahku, saya ibu guru," kata nenek itu seraya memperkenalkan. Tapi kasihan bapak itu langsung mengusir nenek itu dan nenek itu pulang meninggalkan rumah itu. Cerita ini diangkat sebagai sebuah ilustrasi untuk menyikapi aksi para "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" hari Rabu kemarin di Kantor DPRD Nabire. Dalam aksinya, para guru menuntut hak-hak mereka yang diabaikan selama karena kepentingan tertentu. Apapun alasannya, menjadi guru adalah tugas mulia. Guru juga bentuk panggilan hidup yang tak sama dengan tugas lain. Mereka bertahan selama 6 jam di sekolah. Sambil mengabaikan kepentingan keluarganya. Mereka bertahan lapar dan haus. Sangat menyedihkan para guru-guru yang bertugas di pelataran hutan dan di pinggiran pantai. Hanya mengandalkan bara api menemani mereka di sepanjang menyandang profesi sebagai guru. Mungkin inilah nasib mereka. Guru-guru dipermainkan oleh anak-anak, oleh mantan murid-muridnya. Ditendang ke sana kemari bagaikan sebundar bola di tengah lapang hijau. Meski disimak, siapa pemimpin dan siapa dibalik pemimpin? Apa pembangunan dan siapa dibalik pembangunan? Apa pemerintahan dan siapa dibalik pemerintahan? Apa kesehatan dan siapa dibalik kesehatan? Apa ekonomi dan siapa dibalik ekonomi? Siapa pejabat dan ada siapa yang mendasari dari semua aspek pembangunan?? Sangat terharu ketika setiap orang menyaksikan aksi protes yang dilangsungkan para guru dua hari lalu.. Mereka berjalan kaki melintasi kota Nabire menuju kantor wakil rakyat. Mereka datang hanya untuk menyampaikan dan memprotes sebab musabab terjadi penyelewengan sejumlah sumber dana yang diperuntukan bagi mereka dan anak-anak didik mereka. "Kami datang untuk mempertanyakan hak-hak yang selama ini tidak sampai pada tangan kami dan anak-anak didik kami," kata seorang ibu guru. Ya, semoga dambaan para guru ini terwujud, agar mereka kembali menjalankan tugas mulianya, mengajar dan mendidik generasi penerus negeri ini.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Aku dari kecil mempunyai cita-cita mempunyai profesi mulia yakni "GURU".Saat aku duduk dibangku sekolah selalu mempunyai penilaiam seorang guru adalah sosok termulia di dunia. Menjadi tauladan bagiku berseragam rapi bertutur kata lembut,penuh kasih sayang terhadap semua orang Guru favoritku saat di bangku SD seorang ibu guru yang cantik ramah bernama" ibu ratih ".Hari berganti bulan berganti tahun diriku sudah lulus SMA saat menerima ijazah kelulusan SMA mama dan papa bertanya padaku"Kamu mau masuk kuliah ke mana?" Tanpa panjang lebar aku menjawab pertanyaan mama dan papa, "Aku mau masuk kuliah ke universitas pendidikan biar aku bisa menjadi GURU ma pa". Mama dan papaku bahagia dan bangga aku memilih universitas pendidikan. Mereka memelukku dengan erat penuh harapan diriku pasti menjadi bergegas menyuruhku memilih universitas pendidikan terbaik. 1 2 3 4 Lihat Cerpen Selengkapnya
cerpen tentang guru tanpa tanda jasa